Lalu, Apa itu Makrifat ?
Imam Al-Junaid mengatakan, “Sesungguhnya awal yang dibutuhkan oleh seorang hamba dari sesuatu yang bersifat hikmah adalah mengetahuai Sang Pencipta atas keterciptaan dirinya; kebaruan diri tentang bagaimana kebaruannya; sifat keperbedaan Sang Pencipta dari sifat makhluk; sifat perbedaan “Dzat yang Lama” dari “yang baru” (alam/makhluk); menurut pada ajakan-Nya, dan mengetahui keharusan diri untuk taat kepada-Nya. Sesungguhnya orang yang belum mengetahui Dzat Sang Penguasa alam, maka ia tidak akan mengetahui keberadaan kerajaan alam tentang status kepemilikannya untuk siapa.”
Sedangkan menurut Abu Thayib Al-Maghribi, setiap unsur dalam diri seorang hamba memiliki fungsi yang berbeda-beda berkaitan dengan kemakrifatannya kepada Allah. Akal, menurutnya, memiliki fungsi pembuktian dalil secara logika, hikmah memberi isyarat, dan makrifat mempersaksikan. Karena itu, kejernihan ibadah tidak akan diperoleh kecuali dengan kejernihan tauhid.
Imam Al-Junaid mengatakan bahwa tauhid berarti pengesaan Dzat Yang Esa dengan hakikat dan kesempurnaan keesaan-Nya. Tidak beranak dan tidak diperanakan. Tidak setara dengan apa pun.”
Dikutip dari Risalah Qusyairiyah
Belum ada Komentar untuk "Lalu, Apa itu Makrifat ?"
Posting Komentar